Dian Pelangi via kapanlagi
Selama lima tahun sudah desainer kondang Tanah Air Dian Pelangi menjalani biduk rumah tangga dengan Tito Haris Prasetyo. Kini pernikahan yang telah dibangun itu pun berada di ujung tanduk. Pasalnya, dia telah melayangkan gugatan cerai kepada sang suami, Tito Haris Prasetyo ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan pada 14 Juli 2016.
Pendiri busana Dian Pelangi Fashion tersebut diketahui menggugat cerai sang suami dengan nomor gugatan 1961/Pdt.G/2016/PA.JS. Kabar ini pun semakin dipertegas dengan lampiran data pendaftaran yang tertera dalam situs Pengadilan Agama Jakarta Selatan. Dalam situs tersebut tertulis bahwa Dian Pelangi yang terlebih dahulu mengajukan gugatan cerai.
“Dian Wahyu Utami binti Djamaloedin telah mengajukan gugatan cerai kepada Tito Haris Prasetyo bin Dr. K. Mohammad Akib dengan gugatan 1961/Pdt.G/2016/PA.JS,” demikian bunyi lampiran seperti dikutip dari situs Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Selasa (9/8).
Humas Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rusdi Thahir mengungkapkan alasan Dian Pelangi menceraikan suaminya itu. Menurutnya, Dian sudah tak nyaman dengan sang suami hingga akhirnya mengajukan gugatan cerai. “Singkatnya, Dian Pelangi itu tidak nyaman dan tidak harmonis lagi sehingga mengajukan gugatan,” ujar Rusdi Thahir.
Meski demikian, Rusdi tidak mau mengungkapkan lebih detail tentang penyebab perceraian Dian Pelangi dan suaminya lantaran Rusdi mengatakan jika hal itu masih bisa berubah. “Ya artinya begini, alasannya itu kalau perkara perdata belum pasti benar alasannya dia. Belum kayak detailnya karena belum dijawab oleh suami,” pungkasnya.
Sidang perceraian perdana antara Dian Pelangi dan Tito Haris akan digelar di ruang sidang empat, Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Kamis (25/8) mendatang. Persidangan tersebut menjadwalkan media di antara kedua belah pihak. Pemilik nama lengkap Dian Wahyu Utami ini menikah dengan sang suami pada tahun 2011 lalu, saat masih berusia 20 tahun. Tanda-tanda keretakan rumah tangganya nampak ketika Idul Fitri lalu. Saat itu, mereka merayakan lebaran di dua tempat berbeda Ahmad Sahroni
