Masa kecil adalah masa paling bahagia. Masih belum memiliki tanggung jawab apapun, dan menghabiskan waktu hanya dengan belajar serta bermain-main setiap harinya. Hidup dengan berlimpah kasih sayang dari orang tua, dan dikelilingi oleh orang-orang yang sayang memang merupakan masa-masa paling indah. Tidak heran jika banyak dari kita yang ingin mengulang kembali masa kecil yang bahagia tanpa beban.
Sayangnya, tidak semua masa kecil seindah itu. Masa kecil Louise Turnbull bisa disamakan dengan potongan dari neraka. Jangankan bahagia, masa kecil Louise dan adik laki-lakinya, Craig bahkan jauh dari kata tenang. Siksaan tak hanya melukai tubuh kecil mereka, trauma mendalam juga membekas di jiwa mereka. Apa yang terjadi?
1. Masa Kecil Yang Mengerikan
Ibu Louise dan Craig berpacaran dengan pria bernama Albert Maughan saat dirinya berusia tiga tahun. Jelas ada yang salah dengan kepribadian Albert. Hal ini terlihat dari rasa takut yang sudah tumbuh secara otomatis pada diri Louise dan Craig pada perjumpaan pertama dengan ‘ayah’ baru mereka ini. Louise dan Craig diboyong ibu mereka untuk tinggal dengan ‘ayah’ barunya, dan pintu neraka pun mulai terbuka. Saat ibu mereka bekerja, Albert mulai menyiksa Louise dan Craig. Lagi, dan semakin hari semakin parah.
2. Tak Hanya Luka Fisik
“Saat Albert memukulku, saya sampai pingsan. Saat sadarkan diri, darah sudah di mana-mana, tubuh saya banyak luka dan memar” cerita Craig. Siksaan fisik sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Louise dan Craig. Louise bernasib jauh lebih buruk, ia tak hanya mengalami luka fisik. Saat Louise berusia empat tahun, Albert melucuti pakaiannya dan mulai menyentuhnya. Dan tepat sebelum ia berulangtahun yang ke 13, Albert akhirnya benar-benar memperkosanya. “Yah, ternyata itu mudah” adalah kalimat yang keluar dari mulut kotor Albert saat pertama kali berhasil menggagahi Louise.
3. Tidak Mendapat Keadilan
Diperkosa akhirnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari seorang Louise. Hal tidak bermoral itu terjadi hingga usianya 15 tahun. Dan di tahun yang sama, Louise bertemu dan jatuh cinta dengan kekasih pertamanya, Michael. Pada kekasihnya ini, akhirnya Lousie memberanikan diri untuk menumpahkan segala kegetiran hidupnya. Michael pun membantu Louise untuk melaporkan Albert. Mengejutkan, laporan Louise tidak ditindaklanjuti karena tidak adanya bukti fisik. “Saya benar-benar hancur dan sangat terpukul. Setelah sekian lama dan baru mempunyai keberanian untuk melapor, polisi tidak mempercayai saya. Mental saya benar-benar hancur.” ungkap Louise.
4. Dihantui Trauma Mendalam
Louise tumbuh menjadi remaja yang liar. Berpisah dengan Michael semakin membuatnya tidak terkontrol. Setiap harinya, hanya Louise habiskan untuk berpesta dan mabuk-mabukan. Puncaknya ketika ia hamil di saat usianya masih 18 tahun. Dengan putri pertamanya, Louise ingin hidup dengan masa depan yang indah dan melupakan masa kelamnya meski sudah puluhan tahun berlalu. Rupanya trauma itu terlalu mendalam melukai jiwa Louise. Kilasan-kilasan kejadian mengerikan itu terus saja menghantuinya.
5. Berjuang Sekali Lagi
Louise merasa tidak bisa berdiam diri dan terus hidup dalam ketidaktenangan, padahal sudah 30 puluh tahun berlalu. Ia mencoba menghubungi mantan kekasihnya, Michael dan meminta bantuan untuk mengajukan kembali kasusnya. Di sinilah benih-benih cinta lama mereka kembali bersemi. Bersama Michael, Louise mulai memperjuangkan kembali keadilannya. Louise sangat bersyukur, pihak kepolisian kali ini berbeda dengan dulu, proses pengajuan kasus perkosaannya berjalan sangat mulus. Setelah dua tahun penyelidikan, ditemukan juga 23 kasus perkosaan dan penganiayaan yang pernah dilakukan oleh Albert Maughan.
6. Akhirnya Bisa Bahagia
Perjuangan Louise dan Michael tidak sia-sia. Meski Albert bersikeras tidak bersalah, di usianya kini 69 tahun, juri dan hakim menyatakan ia bersalah dan dijatuhi hukuman 16 tahun hukuman penjara. Louise dan Craig sungguh hebat karena masih bisa selamat setelah perlakuan keji yang dialaminya. Hakim menyatakan Albert harus dijatuhi hukuman yang sangat berat karena telah merampas kehidupan masa kecil dari banyak anak. Kini, Louise tinggal dengan Michael dan dua anak mereka. Louise merasa bisa bernafas lega.
Bahagia dengan pasangannya, dan anak mereka, merupakan kebahagiaan yang sangat disyukuri oleh Louise. Ia tidak pernah menyangka bahwa ia akan bisa hidup tenang dan hanya memandang masa depan. Ah, selamat Louise, telah bertahan dan berjuang. Semoga keberanian Louise mampu menginspirasi, ya Ahmad Sahroni