Ferry Salim dan Wulan Guritno via kapanlagi
Nama artis cantik Wulan Guritno baru-baru ini tengah menjadi bahan perbincangan netizen. Penyebabnya lantaran Wulan mengunggah foto dirinya sedang menikah di sebuah gereja. Namun tenang saja, itu hanya adegan keduanya dalam film terbaru mereka, Perfect Dream yang telah syuting dari pertengahan Agustus lalu.
Latar belakang Wulan yang merupakan seorang muslim, ternyata membuat foto itu menjadi kontroversial. Wanita kelahiran 36 tahun silam ini merasa bahwa menjadi seorang seniman tidak perlu berpikiran sempit. Mencoba adalah bentuk sebuah profesionalitas sebagai artis. Dia pun angkat bicara mengenai foto yang menuai pro-kontra tersebut saat ditemui di acara konferensi pers The Perfect Dream, Darmo Kali, Surabaya, Sabtu (3/9).
“Kebetulan ada adegan pernikahan dengan Ferry Salim. Karena peran Lisa ini adalah seorang Kristiani. Dan saya sebagai pelakon dituntut harus bisa (akting) jadi apa saja. Bisa menjadi normal, orang gila, atau jadi germo sekalipun. Jangan memandang peran dari segi agamanya atau dari satu sisi saja. Karena nanti akan menjadi lebih sempit berpikirnya. Kita ini seniman, masuklah ke pemikiran yang wajar,” kata Wulan Guritno.
Istri Adilla Dimitri itu juga sudah menduga banyak yang akan tak suka dengan foto tersebut. Namun Wulan ingin memberi pengertian pada netizen bahwa apa yang terjadi merupakan tuntutannya sebagai artis profesional. Dalam film Perfect Dream ini, dia berperan sebagai istri dari Dibyo (Ferry Salim). Kebalikan karakter yang diperankan dengan karakter aslinya membuatnya harus belajar dan riset mengenai banyak hal.
“Saya menilai film itu sebuah jendela, itu yang tak kita alami. Buat saya ini menjadi hal yang menantang dan sesuatu yang menyenangkan. Saya bisa masuk ke dunia yang tidak bisa saya masuki dan sesuatu yang berbeda lantaran saya kan Muslim. Dan saya jadi banyak belajar. Kalau soal komentar negatif mungkin mereka berpikir terlalu pendek saja. Kalian pasti punya jawaban masing-masing, terserah penilaiannya,” pungkas pemain film Gie ini Ahmad Sahroni
