January 7, 2024

Menikah dan menjalani hidup dengan orang yang dicintai, merupakan dambaan setiap manusia di muka bumi. Di Indonesia sendiri, menikah tampaknya menjadi suatu keharusan. Apalagi karena di negara ini mayoritas penduduknya beragama Islam, sehingga pernikahan menjadi wajib jika seseorang sudah mampu secara lahir dan batin.

Selain itu, menikah juga memiliki berbagai manfaat, antara lain untuk menjaga keturunan, menjaga kehormatan, mendapat ketenangan hidup, menjadi motivasi agar hidup lebih semangat, dan masih banyak lagi.

Karena beberapa alasan di atas, sebagian orang di Indonesia memiliki nikah muda. Hal ini sangat bertolak belakang dengan masyarakat Jepang yang cenderung menghindari pernikahan, apa alasannya?

1. Takut kariernya terbatasi

Merupakan suatu hal yang wajar jika seseorang berusaha keras untuk mengejar mimpinya. Di Jepang saat ini banyak wanita yang lebih memprioritaskan karier atau cita-citanya. Mereka takut jika menikah akan membatasi cita-cita dan karier yang selama ini sudah mereka kejar dengan susah payah. Pasalnya, pria disana kebanyakan tidak ingin istrinya bekerja, melainkan mengurus keperluan rumah tangga. Nggak heran jika rata-rata wanita Jepang menikah di usia 29,3 tahun. Sedangkan di Indonesia, karier jadi nomer sekian jika seorang wanita sudah menikah. Mereka menerima jika hanya jadi ibu rumah tangga meski sudah sekolah sampai sarjana. Makanya, jika wanita umur 25 tahun belum menikah, kemungkinan besar akan jadi cibiran orang

2. Biaya hidup selangit

Jika di Indonesia kebanyakan wanita nggak mematok minimal gaji calon suaminya, terkadang malah nggak kerja pun tak apa-apa. Nah kalau di Jepang para wanita punya standar gaji minimal pria ideal yang pantas dinikahi, yaitu sebesar 460 ribu yen per bulan atau sekitar 46 juta rupiah. Hal ini bukan disebabkan karena wanita Jepang punya sifat matre lho, tapi mereka berpikir realistis akibat biaya hidup di negaranya sangat tinggi. Kalau menikah tapi nggak punya biaya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan, nanti anak istri mau dikasih makan apa?

3. Takut punya anak

Selain takut karier akan dibatasi dan takut nggak bisa memenuhi kebutuhan hidup, para wanita Jepang tidak mau menikah karena takut memiliki anak. Ya ini lagi-lagi karena masalah biaya yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Kalau punya anak, mereka harus memikirkan biaya sekolah, biaya kursus, dan kebutuhan lainnya. Belum lagi jika anak mereka sudah masuk perguruan tinggi, setidaknya para orang tua harus mengeluarkan biaya sekitar 28 juta rupiah tiap semesternya. Sedangkan di Indonesia, mau pas-pasan atau berkecukupan, punya banyak anak sama dengan banyak rejeki sehingga biaya hidup jadi masalah belakangan.

4. Orang sukses akan meninggalkan orang tua

Salah satu alasan lain yang membuat para wanita Jepang enggan menikah dan mempunyai anak, yaitu karena disana orang sukses cenderung akan meninggalkan orang tuanya. Hal ini kemudian menimbulkan pemikiran bahwa mengurus anak hanyalah suatu hal yang sia-sia.

Karena beberapa pemikiran masyarakat inilah, sekarang Jepang menghadapi masalah baru yaitu krisis demografi. Negara Jepang terancam akan didominasi penduduk usia lanjut, sedangkan usia produktif hanya berjumlah sedikit. Wah, kalau begini lama-kelamaan penduduk Jepang bakal punah dong? Well, gimana pendapatmu tentang presepsi para wanita Jepang ini?..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *