January 6, 2024

Dangdut Academy Asia atau biasa disebut D’Academy Asia (DAA), akhirnya mencetuskan pemenangnya. Ialah Danang Pradana Dieva asal Indonesia yang sebelumnya pernah mengikuti ajang Dangdut Academy Session 2. Dalam ajang D’Academy Asia ini, ia berhasil menyalip Lesty yang menjadi rivalnya dengan unggul beberapa poin dari juara 2 DAA tersebut.

Meski bangga perwakilan Indonesia menjadi juara, namun sepertinya banyak netizen masih menggerutu dengan pelaksanaan kompetisi ini. Yap, banyak hal yang cukup mengejutkan dari kompetisi dangdut se-Asia ini, sehingga tak sedikit netizen berspekulasi bahwa acara ini hanyalah settingan. Nah, apa yang membuat mereka berpikiran seperti itu. Berikut rangkuman selengkapnya.

Memaksa Para Konstestan Untuk Bernyanyi Tiap Hari Hingga Larut Malam

Kehadiran kompetisi ini pada awalnya disambut baik oleh banyak orang. Pasalnya, musik dangdut sendiri sudah mendarah daging dan menjadi musik paling merakyat di Indonesia. Namun, respon positif tersebut malah berbuah pahit bagi panitia penyelenggara. Yap, banyak netizen beranggapan bahwa panitia terlalu memforsir para kontestan DAA yang sedang berkompetisi.

Memaksa Para Konstestan Untuk Bernyanyi Tiap Hari Hingga Larut Malam
Memaksa Para Konstestan Untuk Bernyanyi Tiap Hari Hingga Larut Malam [via instagram]

Bagaimana tidak, dalam kurun waktu beberapa bulan ini semua kontestan diharuskan bernyanyi setiap hari. Tak hanya itu, mereka juga harus bernyanyi hingga larut malam. Kompetisi tersebut juga dianggap tak sehat, karena para kontestan dianggap kurang istirahat dan tidak ada waktu untuk berlatih lebih banyak. Bagaimana menurutmu?

Masuknya Dua Kontestan dari Indonesia dan Malaysia di 4 Besar

Hal lain yang cukup mengejutkan dari kompetisi ini hadir di babak 5 besar. Dalam babak tersebut, kontestan dari Indonesia yaitu Evi terpaksa gagal melaju ke dalam 4 besar. Kandasnya kerja keras Evi tersebut berbanding terbalik dengan Lesty dan Danang dari Indonesia serta Shiha dan Fitri dari Malaysia.

Masukkanya Dua Kontestan dari Indonesia dan Malaysia di 4 Besar
Masukkanya Dua Kontestan dari Indonesia dan Malaysia di 4 Besar [via instagram]

Keempat penyanyi yang memiliki karakter suara kuat ini masuk dalam 4 besar DAA. Namun, netizen beranggapan lain dengan masuknya 4 kontestan yang tak meloloskan Evi dari Indonesia ini. Yah, mereka beranggapan bahwa urutan juara sudah disetting demikian agar acara tersebut tetap dapat menarik dan ditonton oleh banyak orang yang ada di luar Indonesia.

Para Juri Dinilai Kurang Objektif

Selain masalah respon dari orang yang ada di luar Indonesia, hal lain yang membuat banyak netizen geram adalah penilaian dari para juri yang dianggap kurang objektif. Seperti pada babak 5 besar yang lalu, penilaian yang diberikan juri kepada Evi dianggap tak objektif menurut para netizen.

Para Juri Dinilai Kurang Objektif
Para Juri Dinilai Kurang Objektif [via instagram]

Yah, sebagian besar dari mereka menilai Evi memiliki karakter lebih kuat, namun salah satu juri malah memberikan nilai yang jauh dari kata sempurna. Ialah Pak Ngah, juri asal Malaysia. Akibat penilaiannya, musisi satu ini dibully banyak orang hingga taggar #PecatPakNgah pun ramai menghiasi media sosial.

Kabar miring yang menganggap acara D’Academy Asia settingan inipun terus bergulir hingga membuat para juri ikut menanggapi. “Kami tegaskan bahwa finalis yang lolos dan tersenggol tidak disetting. Penilaian itu murni dari empat juri, yakni Hetty Koes Endang (Indonesia), Pak Ngah (Malaysia), Hans Anwar (Brunei Darussalam) dan Mayuni(Singapura),”

Pun demikian, publik sudah terbawa arus kecewa dengan acara musik satu ini. Well, bagaimana menurutmu dengan acara satu ini? Apakah kalian beranggapan bahwa acara ini memang settingan atau memiliki pendapat lain? Tulis komentarmu di sini ya.

..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *