February 8, 2024

Indonesia memiliki keberagaman budaya yang luar biasa indah. Memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat Indonesia sendiri mau pun kepada masyarakat luar Indonesia bisa melalui berbagai cara, salah satunya dengan film. Tidak sedikit filmmaker yang menyisipkan budaya-budaya Indonesia di film yang mereka produksi, seperti memamerkan keindahan alam atau menunjukkan isu masyarakat.

Dilansir dari asianbeat.com, Japan Foundation Asia Center memiliki sebuah program yaitu Crosscut Asia yang memutarkan film-film dari salah satu negara Asia Tenggara, untuk memperkenalkan budaya negara tersebut melalui film yang diputar. Tahun 2016 merupakan giliran Indonesia untuk menampilkan film-filmnya di Crosscut Asia dengan “Colorful Indonesia” sebagai tema. Disinilah para filmmaker memperlihatkan budaya Indonesia melalui film-film mereka.

Terdapat total 11 judul film Indonesia yang dihadirkan di Crosscut Asia, yuk bareng-bareng simak 4 di antaranya!

Athirah

Film Athirah diadaptasi dari novel biografi karya Alberthiene Endah yang menceritakan tentang ibu Jusuf Kalla,yang diperankan oleh Cut Mini. Berlatar di Makasar, film ini menceritakan keluarga yang awalnya harmonis kemudian ada “wanita lain” masuk dalam keluarga mereka. Film yang disutradarai Riri Riza ini bukan menceritakan sejarah hidup seseorang, melainkan ketegaran seorang perempuan, sebagai sosok istri dan ibu, yang berjuang mempertahankan keutuhan keluarganya. Pada akhirnya, setelah sekian lama mempertahankan harga diri dan keluarganya, Athirah memutuskan untuk meninggalkan suaminya dan memilih tinggal bersama dengan kelima anaknya. Memulai lembaran hidup baru, Athirah sukses berdagang sarung khas Bugis, Makasar.

Dalam film yang banyak mendapat penghargaan ini, salah satunya adalah INALCO Award dalam Festival Internasional des Cinemas d’Asia Vesoul di Prancis, menampilkan banyak adegan makan bersama satu keluarga. Seperti yang diberitakan rappler.com, Riri Riza menyatakan bahwa makan bersama satu keluarga adalah salah satu kebudayaan Indonesia, karena banyak hal penting yang terjadi ketika makan bersama. Dalam wawancara dengan CNN Indonesia, Jusuf Kalla mengaku terharu karena melihat keteguhan dan kekreatifan sosok Ibunya yang sangat tercermin di film tersebut.

Ini Kisah Tiga Dara

Ini Kisah Tiga Dara merupakan film musikal berlatar di Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur yang terinspirasi dari film musikal Tiga Dara karya Usmar Ismail. Walau pun terinspirasi dari Tiga Dara, film garapan Nia Dinata ini bukan film remake. Menceritakan tentang hubungan 3 perempuan kakak-beradik yang diboyong bapaknya dari Jakarta setelah Ibu mereka meninggal dan tinggal bersama Omanya yang khawatir soal jodoh mereka, warna warni kehidupan mereka diulas secara apik dengan musikal. Film yang rilis pada 1 September 2016 ini memfokuskan pada kisah persaudaraan mereka dan menyuguhkan budaya juga kebiasaan masyarakat Flores. Seperti tanggapan penonton terhadap film yang ditampilkan di Indonesian Film Festival (FFI) ke-12 di Australia ini, Shanty Peredes, Tara Basro, Tatyana Akman dan Titiek Puspa berhasil memerankan karakter yang ceria. Menurut wawancara yang dilakukan SA Films di akun Youtube-nya, penonton bertanggapan bahwa film ini lucu, seru dan membuat mereka ingin pergi ke Maumere. Selain itu, gambaran perempuan mandiri dan berani mengungkapkan pendapatnya juga disuguhkan dalam film ini.

Catatan Dodol Calon Dokter

Aktor tampan, Adipati Dolken bersama dengan Tika Bravani dan Aurielie Moeremans menjadi sosok calon dokter di film Catatan Dodol Calon Dokter garapan Isfansyah. Film komedi medis ini menceritakan tentang kisah ko-ass yang awalnya hanya main-main tetapi setelah terpukul begitu dalam melihat kematian seorang pasien, barulah mereka menyadari betapa pentingnya tanggung jawab sebagai calon dokter. Dibumbui cerita cinta, film hasil kolaborasi perusahaan film Indonesia Radikal Films dan CJ Entertainment dari Korea Selatan ini membuka mata masyarakat tentang kehidupan calon dokter yang mungkin belum pernah tergambarkan sebelumnya.

Bahkan tanggapan ko-ass Rumah Sakit Fatmawati, yang diwawancarai dalam akun Youtube Cado Cado The Movie, mengatakan bahwa film ini “ko-ass banget”. Selain itu, film ini juga menginspirasi dan menurut Riri Riza ada dunia baru yang bisa dilihat di film tersebut.

Filosofi Kopi

 

Film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari cerita pendek karya Dewi Lestari berjudul sama ini juga mencerminkan salah satu budaya Indonesia. Film karya Angga Dwimas Sasongko ini menceritakan tentang dua sahabat yang sedang terlilit hutang kedai kopi yang mereka dirikan, selain itu juga ada konflik diantara mereka berdua. Setelah memenangkan hadiah berupa uang yang dapat menutup hutang kedai kopi mereka, seseorang datang mengatakan bahwa ada kopi yang lebih baik dari kopi mereka yang akhirnya membuat mereka mencari Kopi Tiwus.

Menurut Chicco Jerikho, pemeran Ben dalam Filosofi Kopi, mengatakan bahwa film ini bukan sekedar film tetapi memperkenalkan profesi barista dan berbagai jenis kopi di Indonesia agar orang Indonesia bangga dan percaya diri terhadap kopi Indonesia. Film pemenang Movie of The Year Indonesian Choice Awards 2016 ini menggambarkan berbagai proses dibalik secangkir kopi, menyandingkan budaya ngopi di café dengan ngopi sederhana ala petani desa.

Nah, itu tadi 4 diantara 11 film yang ditayangkan di Crosscut Asia. Nyatanya film Indonesia diterima oleh selera masyarakat Jepang juga lho. Keren-keren ya film Indonesia!..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *